kawan makyun subuki
1;
manikmanik gerimis mengucur dari liang langit
menandai pergantian musim yang sangit
gadis mens pertama sehabis desah pada malam ke 365
membereskan rok dalam dan menghitung lunturan gincu
adalah jerit terompet raung knalpot histeria sengit
tangis gerimis adalah tumpahan resah seluruh cuaca
atas pesta petasan dan gigal tarian purba di atas panggung
sebuah monumen di pusat kota ngaceng ke langit muncrat kembang api
erangan mercon meledak keluar dari mulut seorang pejabat
adalah milyaran anggaran rakyat lingkap dalam sekejap
:huh sebuah pesta dungu dan fana
2;
maafkanlah mereka kasihanilah
petuah dan pepatah terpenjara dalam rak perpustakaan
kebajikan terperangkap di halaman album tua berdebu
masa depan begitu purba terselip di lipatan buku
dunia memang fana
apatah sebuah pesta
untuk itulah kita mencoba membangun keabadian
tersebab itulah dewadewa cemburu pada kita
: biarkanlah gerimis menggerbus kelampusan
Ciputat, 31 Desember 2007
Kamar Makyun, 00.00 WIB.
tangis gerimis dan erang kembang api pada pesta tahun baru
puisi oleh Hendri Yetus Siswono
Sunday, January 6, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment