Monday, July 9, 2007

biarkan aku gila mengikuti nada!

jangan gegabah kata,
jangan gegabah mata,
jangan gegabah badan,
aku ingin gila.
mengikuti nada.
mengikuti lantunan musik rock.
tapi aku heran.
aku tidak pernah melupakan musik negeriku.
aku sadar,
harus ada jalan keluar.
akhirnya aku dengar.
sebuah nada berkobar.
dari jantung indonesia.
jakarta.
tetap lantunkan harmonimu kawan,
dan biarkan aku gila mengikuti nada.

pandi merdeka nurdiansyah
http://pandinurdian syah.blogspot. com
http://5ansa3.blogspot.com

2 comments:

  1. Dari keseluruhan puisi ini yang paling menarik hanyalah judulnya saja.
    Biarkan aku gila
    mengikuti nada

    Pertama
    Kalau aku perhatian puisi ini, semua huruf yang kau ketik memakai huruf kecil. aku jadi bertanya apa maksudmu pan? bisakah dijelaskan padaku?
    Apakah kau mencoba melawan tata cara EYD kita? tapi ini ga Jelas juga, soalnya kau masih mengunakan tanda koma (,) tanda titik (.) disetiap baris.
    aku cuma mau tanya apa maksudmu? bisa jelaskan?

    Kedua

    si aku yang merasa resah dan menikmati kebudayaan dari luar (Indonesia) mengikuti lantunan musik rock.
    dan keterikatannya serta rasa sadar pada tradisi sendiri entah budaya apa yang dirasakan tradisi negeri sendiri. dalam kebingungan dan keresahan si aku merasa harus ada jalan keluar tapi mengapa jalan keluar yang ditawarkan adalah sebuah nada yang berkobar dari jantung Indonesia yaitu si aku mengatakan Jakarta. Sebuah kota besar tempat sebuah hiruk pikuk kehidupan berkumpul, bergulat dan bertempur. Heterogen kebudayaan yang tak terindentifikasikan.
    apakah ini dimaksudkan bahwa Jakarta inilah kebudayaan kita, jalan keluar bagi kita? entahlah

    aku jadi ikut gila memikirkannya, aku hanya orang kampung yang tergagap di Jakarta dan tersesat di kabel-kabel carut marutnya.
    ya pan aku akan tetap melantunkan harmoni kampung saya dengan mencoba tetap waras dan mengikuti nada lawas.

    salam hendri yetus siswono

    ReplyDelete
  2. hanya balasan saja...


    denting gamelan tak pernah temani langkah kaki ini lagi
    gendang pun tlah jarang menggoyangkan pinggulku..
    dentum dram.. irama elektrik gitar menghentak malam malam gelap menyelesaikan hari yang berderap cepat..
    hah.. aku rindu ..
    aku rindu melamban..
    menikmati tiap part - nya
    rindu melayang dalam bayangan
    menarik selendang ku
    dan kemudian terbangku dalam hayal..
    aku rindu tanah damai ku yang tenang ..

    ReplyDelete