Sunday, June 24, 2007

Hari itu sebentar lagi

jalan kosong
ruang kosong
warung kosong
kampus kosong
ciputat kosong
entah kemana orang pergi
hari ini sepi
mudah mudahan ini
tidak abadi
aku ingin merasakan esok pagi
yang menenangkan hati
dimana semua bisa mengerti
dan satu hati
agar semua yang berhenti
bisa lancar kembali
dan menyonsong hari
yang lebih pasti

maafkan seluruh kesalahan
dari semua kejahatan
yang dilakukan badan
dan aku sendiri
tidak perlu disangsikan lagi
pasti
minal aidin wal faizin
mohon maaf lahir batin
kulu am wan antum bikhoirin

pandi merdeka nurdiansyah
3 november 2005

1 comment:

  1. Jikalau puisi ini hanya sampai pada bait pertama, tentu getarnya sepi akan terasa. Aku rasakan benar, apa yang kau juga rasakan. Ciputat khususnya kampus UIN,(walaupun kau tidak menyebutkan UIN).Bilamana liburan datang sepi menghampiri, kiamat kecil tandanya telah tiba, di sini.
    puisi ini akan lebih eksotik jikalau kalimat (hari ini sepi), dihilangkan saja. karena menurut saya kalimat: jalan kosong/ruang kosong/warung kosong/kampus kosong sudah mewakili perasaaan sepi.

    bait kedua lebih menegaskan kembali perasaan itu, tapi sayang ini terlalu verbal jadi, pembaca puisimu digiring untuk meniadakan tafsir lain. Sangat disayangkan.

    ReplyDelete