tak ada api menyala kali ini
di sela periuk hitam bertangkai kayu
ibu-ibu kembali berteriak
di sela takbir membahana
bapak menangis di sela rintih
anak anaknya meminta..
ini dunia kejam bung
tak ada cinta
yang ada hanya nestapa.
maka aku mulai melupakan cinta
di sela nyerinya yang kini menikam dada
dia...selalu terbayang
tapi harus cepat ku lupakan
aku tak ingin menjadi penghalang
biarkan kulawan gelapnya malam
dengan sisa sinar yang ada di tubuhku
lalu terbakar habis bersama cita-cita
dan melayang menuju firdausnya
akan kuminta satu bidadari
yaitu kau...
selesailah sudah keinginan.
wajalnaaa
wajalnaaaa
laisa ana
walakinnahum
laisa ana.
ciputat 15 oktober 2--7
Monday, October 15, 2007
Sunday, October 7, 2007
>>IN the Name of Allah<<
Berhentilah mencaci maki kegelapan
lebih baik kau nyalakan secercah cahaya
bagi mereka yang kegelapan
Tebarkanlah iman dengan cinta
gubahlah dunia dengan prestasi
jadikan hidupmu penuh arti
setelah itu bolehlah bersiap untuk mati
kalau kelak datang hari perjumpaan
basahkan bibirmu dengan ucapan kalimat toyibah
Laa ilaaha illalloh
Dauzan Farouk
mengenang Mbah Dauzan Farouk
Mbah DAUZAN FAROUK, pengelola Mabulir Yogya, Pejuang Literasi Indonesia, meninggal dunia 6 Oktober 2007. Dimakamkan ba'da Ashar.
--tunggu aku disisiNya, tenanglah---
lebih baik kau nyalakan secercah cahaya
bagi mereka yang kegelapan
Tebarkanlah iman dengan cinta
gubahlah dunia dengan prestasi
jadikan hidupmu penuh arti
setelah itu bolehlah bersiap untuk mati
kalau kelak datang hari perjumpaan
basahkan bibirmu dengan ucapan kalimat toyibah
Laa ilaaha illalloh
Dauzan Farouk
mengenang Mbah Dauzan Farouk
Mbah DAUZAN FAROUK, pengelola Mabulir Yogya, Pejuang Literasi Indonesia, meninggal dunia 6 Oktober 2007. Dimakamkan ba'da Ashar.
--tunggu aku disisiNya, tenanglah---
Subscribe to:
Posts (Atom)